Jangan Suka Menghakimi

Sebenarnya, kita sangat pintar dalam menilai sesuatu. Terutama orang. Tanpa kita sadari, kita sudah bisa menjadi penilai atau penghakim profesional.

Ketika kita melihat tetangga atau teman kita yang sedang beli HP baru, misalnya, ah paling HP murah. Ah, paling itu dibelikan, nggak beli sendiri, dan sebagainya.

Saat kita melihat dan tahu tetangga kita hidupnya harmonis, ada ucapan “sok harmonis, sok mesra,” dsb.

Jujur, hidup kita sebenarnya penuh dengan penghakiman. Suka menghakimi orang lain atau kehidupan orang lain. Alias suka ngurusi orang lain ketimbang ngurusi dirinya sendiri.

Kalau ngurusi orang lain untuk membantu, itu bagus sekali. Tapi, kalau ngurusinya soal nyinyir, komen, atau gosip, entah diucapkan, atau dalam hati, ini yang harus diwaspadai.

Bahkan, ketika Anda melihat pengemis di lampu merah, lalu dalam hati Anda berkata, “masih sehat kok minta-minta” ini juga termasuk penghakiman atau menilai. Entah Anda sadari ataukah tidak.

Kalau guru saya, Mas Ferry Yusri itu mengajarkan begini. Apa pun yang Anda lihat, lalu ada lintasan penilaian atau penghakiman, berhenti dulu 6 detik, baru Anda boleh menilai.

Mungkin anda juga ingin membaca : Jangan sempitkan pikiranmu, cara memprogram pikiran bawah sadar, Rezeki ada dimana-mana

Kenapa harus ada jedanya? Tujuannya agar penilaian kita tidak lebih buruk. Kalau memang ada penghakiman, setidaknya itu lebih baik ketimbang kita langsung menghakimi tanpa jeda.

Dan itu benar. Saat Saya praktekkan. Ketika Saya melihat sesuatu, lalu saya berhenti dulu beberapa detik, lalu Saya terkadang malah tidak jadi menilai atau menghakimi. Malahan, saya bisa tersenyum atau ketawa.

Bahkan, terkadang saya sudah tak ada lagi keinginan lagi untuk komen, meski di dalam hati sekalipun. Tapi, ini pun jarang saya lakukan karena Saya sendiri jarang berlatih. Hehehehe…. Dasar aku.

Nah, postingan ini sekaligus untuk mengingatkan diri Saya untuk berlatih lagi.

Dan jika Anda tahu, kalau di saat itu, Saya langsung menghakimi, pasti yang keluar dari ucapan, minimal pikiran dan perasaan Saya adalah sesuatu yang buruk.

Nah, inilah pentingnya berlatih jeda. Berlatih memberikan waktu ketika kita mau menghakimi atau menilai sesuatu. Apa pun itu. Entah orang, kondisi jalan yang menurut Anda macet, pekerjaan Anda yang tak ada habisnya, dan sebagainya.

Cara ini juga ampuh untuk menghindari keluhan dan melatih untuk mengurangi mengeluh sekaligus melatih diri kita untuk selalu aware atau sadar atas apa pun yang terjadi dalam hidup kita kita.

Bahkan, kita bisa lebih mudah bersyukur dengan cara ini.

Yuk, share postingan ini jika memang ada manfaatnya untuk kebaikan diri kita sendiri