MANUSIA ITU PENGELUH PROFESIONAL

Ya, memang sebagian besar manusia itu lebih suka mengeluh ketimbang bersyukur. Karena manusia itu memang pengeluh profesional.

Jujur, sampai sekarang Saya pun setiap hari pasti ada keluhan. Meski hanya terbersit di dalam batin, tanpa diucapkan.

Dan keluhan setiap orang kadarnya beda-beda. Ada yang biasa. Ada yang sedang, ada yang parah, bahkan ada yang akut. Ini yang berbahaya. Saya rasa Anda pun tahu bahwa keluhan justru malah menarik keburukan dan ketidakbaikan dalam hidup.

Coba saat Anda bangun di pagi hari, lalu Anda mengeluh. Bagaimana hidup Anda seharian? Tentu banyak hal-hal tak menyenangkan bukan? Bahkan, seolah merasa sial dalam seharian tadi.

Tentu, banyak sekali yang dikeluhkan. Mulai dari yang sedang patah hati, belum dapat tambatan hati yang baru. Masalah pekerjaan, bisnis, kuliah, anak, orang tua, mertua, rekan kerja, saudara, teman, kerabat, bahkan situasi atau kondisi pun dikeluhkan.

Contohnya saat macet. Ini kan pekok namanya. Lha wong macet kok dikeluhkan. Hehehe.

Ya, kita hanya belum terlatih saja untuk mengurangi keluhan. Itu saja.

Coba deh, pernah ataukah tidak Anda menghitung jumlah keluhan dalam sehari? Pernah ataukah tidak? Kalau belum pernah, silahkan dilatih.

Kalau Saya saat latihan menghitung keluhan dalam sehari, nyaris setiap hari Saya mengeluh. Namun, lambat laun kadar keluhannya berbeda dibanding dengan yang di awal-awal.

Dan menariknya, saat Saya mengeluh, Saya bisa lebih aware/sadar. Oh ya, saya mengeluh ya. Tak masalah. Nikmati saja prosesnya.

Yang terpenting kan tidak larut dalam keluhan. Ini yang masih banyak orang lakukan, yakni larut dalam keluhan.

Saat larut dalam keluhan, maka yang terjadi adalah mereka dikontrol oleh emosi, perasaan, dan pikirannya.

Alhasil, keluhannya bisa saja bertambah membesar dan membesar. Lalu, luka batin yang terjadi.

Berbeda, saat diri kita bisa sadar atau aware terhadap keluhan. Kita tak akan larut dalam keluhan. Justru, kita malah lebih bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang keluhan itu.

Kita lebih bisa memaklumi akan keluhan itu. Akhirnya, kita tak dikendalikan oleh keluhan, tapi kita lebih bijak menyikapi keluhan itu.

Ayoo, siapa yang mau mencoba berlatih untuk menghitung keluhan setiap harinya. Siapa yang berani?