Dengarkan Sholawat Sambil Program Bawah Sadar
Adakah yang suka mendengarkan sholawat di sini? Jika iya, berarti kita sama. Hehehe.
Entah kenapa, dari dulu saya suka mendengarkan sholawat.
Ya, saya dibesarkan dari keluarga yang agamis sebenarnya.
Ayah Saya bisa dikatakan kiai kampung waktu itu. Tapi, beliau sudah tiada saat Saya masih usia 1,5 tahun. Jadi, saya tak punya sosok ayah dan tak ada gambaran bagaimana rasanya punya ayah. Ya, sejak kecil Saya sudah yatim.
Ibu saya juga baru meninggal tahun kemarin, 2018, menyusul sang Ayah. Alhasil, Saya sudah tak lagi punya orang tua kandung. Semoga beliau berdua mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Amin. Eh. Malah curhat.
Kembali lagi.
Ya, Saya suka sekali mendengarkan sholawat sejak kecil. Saat masih SD, sholawat yang dilantunkan Sulis dan Hadad Alwi andalan saya. Jika Anda masih tahu pelantun sholawat itu, bisa jadi Anda hidup di era saya. Hehehe.
Entah kenapa, ada rasa adem, nyaman, dan begitu damai di hati saat Saya mendengarkan sholawat. Dan saat Saya menulis status ini pun Saya sambil mendengarkan sholawat.
Dan menariknya, saat kita mendengarkan sholawat, kita bisa memprogram pikiran bawah sadar kita. Kondisi otak kita alfa teta, dan ini sangat bagus untuk dimasukkan program -program baru yang memberdayakan.
Misalnya, aku berlimpah, uang begitu mudah, Allah Mahaka Kaya dan memberikan kekayaan-Nya padaku, atau apa pun yang Anda inginkan.
Mungkin Anda pernah tahu musik brainwave yang bisa untuk memprogram bawah sadar, mendengarkan sholawat pun juga punya fungsi yang sama.
Ya, di saat kita merasa damai, bahagia, tenang, dan sejuk serta adem, pikiran dan perasaan kita, maka pikiran bawah sadar terbuka. Di saat itulah Anda, bisa melakukan pemrograman ulang.
Jika Anda saat ini punya hutang, maka Anda bisa katakan ke dalam diri, hutangku bisa lunas atas izin dan kuasa Allah dengan begitu mudah. Ulang-ulang saja kalimat itu di saat Anda sedang merasa sangat nyaman, damai, dan tenang.
Kalau Saya, saat ini yang sedang mendengarkan sholawatan, Saya nikmati saja alunan musik dan lantunan sholawat. Saya membiarkan diri hanyut untuk mengikuti irama musik dan syair-syairnya.
Dan bahkan, Saya sudah merasa tak menginginkan apa pun. Saya sudah tak peduli dengan memprogram pikiran bawah sadar meski saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuat program baru dalam diri Saya.
Ah, entahlah. Saya merasa tak perlu melakukannya. Saya menikmati saja. Ya, begitulah saat diri merasa begitu damai. Hanya ada rasa syukur mendalam.