Yuk, Belajar Tidak Pamrih Saat Beribadah
Kemarin, Saya buat status quote yang isinya tentang beribadah dengan kesadaran, bukan mengharap pahala dan surga.
Beberapa sahabat ada yang menyanggah status Saya tersebut karena belum mengerti maksud Saya.
Tapi, sebagian besar ada yang sudah mengerti. Dan sebagian lagi ada yang minta penjelasan.
Baiklah, Saya akan jelaskan di tulisan ini. Tulisan ini agak panjang. Jadi, silahkan cermati baik-baik.
Begini, dulu sejak kecil kita sudah belajar agama. Belajar agama dari orang tua kita, dari para guru agama di sekolah, para ustadz, ataupun para kiyai.
Kita sering diiming-imingi pahala dan surga sejak dulu hingga sekarang.
Dulu, ketika Anda masih kecil diiming-imingi pahala dan surga, ya itu tak masalah. Karena kesadaran Anda memang masih di level anak-anak.
Anak-anak memang suka diiming-imingi. Misalnya dapat hadiah ketika sudah membantu ayah atau ibunya.
Dapat hadiah ketika juara kelas, dan sebagainya. Termasuk juga salah satu cara untuk menggerakkan anak-anak agar mau sholat, mau ngaji, mau puasa atau mau melakukan ibadah apa pun adalah dengan pahala dan surga
Meski pahala dan surga itu adalah abstrak, tak berbentuk. Tapi, dengan memberikan penjelasan yang bisa dimengerti kepada anak-anak, maka anak-anak pun berkenan untuk melakukan ibadah.
Bahkan, tidak cukup itu. Terkadang orang tua pun menambah iming-iming dengan memberi hadiah jika bisa puasa 1 bulan penuh, misalnya.
Itu dilakukan sebagai penguat agar mereka sungguh-sungguh melakukan ibadah. Karena pahala dan surga memang sulit mereka terima penjelasannya karena tidak berwujud.
Maka, orang tua memberikan reward berupa hadiah nyata. Entah dibelikan baju baru, sarung baru, mainan baru, atau apa pun yang berwujud.
Ya, begitulah kesadaran anak-anak. Masih suka iming-iming. Masih suka diberi hadiah ketika mau melakukan ibadah atau kebaikan.
Nah, di sini, Saya yakin Anda yang membaca tulisan Saya ini bukanlah anak-anak. Anda semua sudah dewasa.
Sudah selayaknya kesadaran Anda naik level. Bukan lagi kesadaran anak kecil yang masih suka diiming-imingi.
Kesadaran di sini adalah Anda sadar melakukan ibadah karena Anda memang benar-benar butuh. Bukan karena pahala atau surga.
Jika Anda mau merenung lebih dalam, apakah Allah butuh ibadah Anda? Apakah Allah butuh disembah? Apakah Allah butuh puasa atau amalan Anda?
Jawabannya adalah TIDAK SAMA SEKALI. Yang butuh sebenarnya adalah kita. Kitalah yang butuh beribadah kepada-Nya.
Allah tidak butuh apa pun karena Dia bukan makhluk. Kitalah yang makhluk dan kitalah yang butuh.
Tapi, bukan berarti butuh seperti levelnya anak-anak ya. Butuh dengan pamrih iming-iming pahala dan surga. Tapi, butuh dalam mode kesadaran yang jauh lebih tinggi.
Anda butuh ketenangan batin, Anda butuh kedamaian jiwa, Anda butuh keheningan. Nah, di sinilah Allah ada untuk bisa Anda ajak komunikasi dengan ibadah yang Anda lakukan.
Tapi, tidak hanya ibadah sholat, puasa, ngaji, atau amalan tertentu. Segala aktivitas sebenarnya bernilai ibadah.
Anda sedekah, Anda belajar, Anda bekerja, Anda membantu orang, dan sebagainya. Itu semua bernilai ibadah.
Dan ketika Anda beribadah, mulailah belajar untuk tidak pamrih. Saya puasa ah, biar pahala dilipatgandakan, saya ngaji ah agar pahalanya banyak, saya sedekah ah agar nanti rezekinya berlimpah, dan sebagainya
Lho, apakah tidak boleh? Saya tidak mengatakan tidak boleh. Itu sah-sah saja dan boleh-boleh saja.
Hanya saja, itu adalah kesadarannya anak kecil, kesadarannya anak TK, kesadarannya orang yang baru belajar agama
Ayok lah, dari kecil kita sudah terlalu banyak dicekoki soal pahala dan surga kalau mau ibadah. Masa’ ibadah kita mau ditukar dengan pahala dan surga saja
Jika Anda mau berlatih untuk menaikkah kesadaran saat beribadaah. Misalnya, Saya sholat karena Saya memang rindu pada Allah
Saya puasa memang untuk mengikis ego keakuan Saya. Saya bersedekah memang ada rezeki dan hak orang lain di harta Saya, dan sebagainya
Ketika Anda menggunakan kesadaran yang lebih tinggi seperti ini, maka Anda sudah tak lagi mengharap pahala dan surga
Bahkan, bagi Anda pahala dan surga sudah tak penting lagi. Orang yang masuk surga bukan karena pahalanya. Tapi, karena rahmat dari Allah
Saat Anda beribadah dengan kesadaran lebih tinggi, maka ada kenikmatan tersendiri, ada kedamaian dan ketenangan batin yang tak terlukiskan, dan Anda akan mengalami orgasme spiritual, berhubungan intim dengan-Nya
Dan sebagai bonusnya, persoalan apa pun yang Anda alami, begitu mudah Allah selesaikan dalam kondisi kesadaran tertinggi yang Anda akses.
Bahkan, yang sebenarnya orang lain menganggapnya sebagai masalah, Anda justru tidak menganggapnya sebagai masalah, tapi sebagai anugerah dari-Nya yang mesti Anda jalani.
Tapi, jika Anda masih pakai kesadaran anak-anak, maka Anda akan selalu menderita.
Karena Anda selalu berharap pahala dan surga. Padahal, itu semua adalah gaib dan hanya Allah yang tahu. Termasuk juga Anda berharap balasan dari Allah setelah Anda melakukan ibadah.
Ingin hutang lunas dengan amalan ini, agar rezeki berlimpah sholat dhuha sekian rakaat, dan sebagainya. Di situlah Anda selalu berharap dan berharap
Karena yang membuat kecewa adalah berharap. Lho, apakah salah? Sekali lagi, tidak salah.
Saya tidak menyalahkan pemahaman Anda soal ibadah selama ini. Hanya saja, Saya ingin mengajak Anda untuk naik level berkesadaran yang lebih tinggi.
Itu pun jika Anda berkenan dan siap. Karena tidak semua orang siap untuk menaikkan level kesadarannya.
Jika Anda masih ingin menggunakan kesadaran anak-anak, ya silahkan saja. Karena kesadaran Anda saat ini masih di level itu, maka lanjutkan saja
Tapi, jika Anda sudah siap untuk naik level, yuk, marilah belajar untuk meningkatkan kesadaran kita. Bukan berarti saya bicara soal ini, Saya sudah lebih baik dari Anda.
Bisa saja Anda justru jauh lebih baik dibanding dengan Saya.
Saya juga terkadang masih berkesadaran anak TK. Tulisan ini sebenarnya sebagai pengingat diri saya pribadi khususnya, dan Anda pada umumnya.
Share jika bermanfaat!
Pendaftaran Kelas Online Advanced Kunci Rezeki Gelombang 15.
Kelas Dimulai 22 Mei 2020 di grup WA
Minat? Kontak WA 08112577758 Mbak Lisa
Join dan follow channel telegram dan Instagram Saya, klik link di bawah ini
Channel Telegram https://t.me/saifussalamkuncirezeki
Instagram https://www.instagram.com/saifus_salam/