Tak Harus Kaya, Yang Penting Punya Iman
Kurang lebih, itulah pernyataan oleh salah seorang yang chat Saya via WA. Itu yang ditanamkan oleh ayahnya sejak dulu katanya.
Dan memang terbukti, ketika hal itu ditanamkan terus-menerus, maka menjadi mindset. Dan betul, salah satu masalah yang terjadi dalam keluarganya adalah kondisi finansialnya yang bermasalah
Sekilas , pernyataan yang saya jadikan judul ini sepertinya bijak, tapi kurang tepat untuk pemberdayaan diri kita
Begitu banyak orang yang masih punya anggapan serupa. Nggak apa-apa, yang penting kaya hati daripada kaya harta. Nggak apa-apa miskin, tapi punya banyak teman.
Mungkin Anda juga ingin membaca : Sudah belajar ini dan itu tapi tak juga berhasil, Rezeki itu dimana-mana, Sudahkah dirimu memaafkan ?
Dan berbagai pernyataan sejenis yang menyesatkan. Dan itu malah justru menutup-nutupi sekaligus mendukung ketidakmampuannya.
Jika ada orang yang memang kaya secara materi, bilang begitu, Ok, Saya setuju. Itu berarti ia sudah punya tingkat kesadaran spiritual yang lebih tinggi
Tapi, rata-rata orang yang mengucapkan begitu, mereka tidak kaya secara materi. Mereka tidak kaya harta.
Justru malah banyak yang bermasalah dengan kondisi finansialnya.
Pernyataan itu digunakan sebagai alibi atas ketidaksanggupannya dalam mencapai kekayaan secara materi.
Dulu, Saya setuju dengan kutipan-kutipan yang sepertinya bijak, tapi justru malah membahayakan untuk kemajuan hidup.
Dan setelah Saya belajar banyak hal, mengubah mindset, mengganti cara berpikir Saya, ternyata Saya salah besar.
Saya harus kaya dan berlimpah. Karena dengan keberlimpahan itu, maka Saya bisa menolong orang, bisa membantu siapa pun yang butuh bantuan dengan uang atau harta yang saya miliki.
Dan pastinya, bisa menjadi bermanfaat untuk sesama. Masa’ kita bisa bantu orang hanya dengan iman saja? Kan tak mungkin.
Justru, kita perlu menjadi orang kaya untuk bisa bermanfaat buat orang lain. Minimal, kita bisa mencukupi kebutuhan kita pribadi dan keluarga tanpa harus pinjam uang ke mana pun.
Dan perlu dipahami bahwa ukuran kaya setiap orang itu relatif. Tak bisa disamakan
Kalau Saya, cukup sederhana saja. Tak punya hutang dan bisa mencukupi kebutuhan serta bisa membantu orang lain sebisa dan semampu Saya. Itu sudah kaya bagi Saya
Jika Anda punya definisi arti kaya yang berbeda, silahkan.
Jadi, menjadilah kaya. Meski saat ini Anda merasa belum kaya, minimal milikilah dulu mental kaya di dalam diri Anda.
Jangan terjebak lagi dengan istilah, nggak harus kaya, yang penting punya iman, yang penting kaya hati, daripada kaya harta, dan sebagainya.
Bukankah lebih bagus kaya dan punya iman? Kaya hati dan kaya harta?
Jangan sabotase kemampuan diri Anda dengan meyakini pernyataan yang menjerumuskan tersebut.
Bangkitlah dari jargon-jargon penyesat dan memangkas jalan hidup Anda jadi lebih baik lagi dibanding sekarang