Saya Itu Orangnya Begini
Alhamdulillah, dari dulu, Saya termasuk orang yang tidak gampang iri sama orang terkait dengan materi.
Saat SMA, ada teman yang punya HP, Saya nggak punya, Saya biasa saja. Saat kuliah, teman dibawain motor, saya nggak, Saya juga biasa saja.
Ada teman yang punya pacar, saya nggak punya, saya juga biasa saja. Meski memang terkadang ada rasa ingin juga. Hehehe…
Kenapa Saya nggak punya pacar? Ya, karena Saya nggak mau pacaran. Ribet kalau pacaran
Saat masih jadi mahasiswa, ada teman yang punya laptop, Saya nggak punya. Ya, Saya biasa saja.
Saya memang tipe orang yang kalau nggak butuh-butuh amat, ya nggak beli. Kalau baru benar-benar butuh dan mendesak, ya baru beli dan baru punya.
Sampai sekarang juga saya nggak punya mobil, banyak orang yang punya mobil, saya juga biasa saja
Serius Saya nggak punya mobil? Ya, serius.
Kenapa Saya nggak punya mobil? Karena saya belum bisa nyetir. Beneran. Saya juga serius. Belum bisa nyetir karena belum pernah latihan nyetir. Hehehe…
Selain itu juga, Saya juga belum butuh-butuh amat sama mobil kok. Bahkan, dari dulu motor Saya juga nggak ganti-ganti
Karena Saya nggak suka gonta-ganti motor juga. Hehehe… kalau mau kerja ke kantor, ya pakai motor.
Maklum, Saya orang desa.
Yang jelas, Saya itu orangnya nggak suka neko-neko. Nggak suka aneh-aneh. Nggak suka nakal juga. Tapi, ya pernah nakal sih. Cuman, nakalnya ya wajarlah
Pokonya, hidup Saya datar-datar ajalah. Nggak menarik ya kayaknya hidup saya? Hehehe…
Dan saya bersyukur karena nggak mudah iri sama siapa pun lah kalau soal materi. Saya orangnya itu cukup bisa ngerem.
Lebih suka tabung ketimbang beli-beli apa pun yang menurut Saya kurang atau tidak begitu butuh
Saya juga nggak suka gaya-gayaan buat nggedein gengsi. Entah kenapa, Saya juga heran sama diri Saya sendiri.
Saya nggak suka hutang dan menghindari hutang. Bukan karena soal riba atau apa. Saya ingin hidup tenang. Itu saja. Simpel kan?
Alhamdulillah, sampai sekarang juga nggak punya hutang. Ketika Saya memutuskan untuk tidak berhutang, alhamdulillah, alam semesta juga menjauhkan saya dari berhutang
Pernah saat Saya beli sesuatu ke warung, pas uangnya kurang, lalu, Saya cepat-cepat pulang dan pada waktu itu juga Saya lunasin hutang saya karena uangnya kurang.
Bagi Saya, hutang itu membuat diri tak tenang. Kalau mau beli apa pun ya cash saja.
Masa nggak pernah hutang sama sekali? Ehmm…. pernah sih hutang belum bayar makanan, tapi besoknya kan Saya bayar. Soalnya orangnya nggak punya kembalian.
Ya sudah, terpaksa saya nggak bayar deh.
Di sini saya jadi buka kedok Saya sendiri. Eh….
Mau hidup mewah atau sederhana, itu sebenarnya pilihan. Nggak salah kok mau hidup mewah asal benar-benar berlimpah ya, bukan sok-sokan kaya dan berlimpah, tapi uangnya dari berhutang. Kan nggak keren
Malah cuman nggedein gengsi tapi hidupnya malah menderita.
Kalau Saya, sepertinya tipe orang yang suka hidup sederhana.
Karena nggak suka neko-neko, nggak suka beli barang-barang konsumtif yang nilai jualnya turun, misalnya motor, mobil, atau apa pun yang kalu dijual, nilainya langsung turun, dan agak katrok juga, hehehe…
Ah, status ini sebenarnya membuka kedok saya sendiri. Tapi, tak apalah. Memang seperti inilah saya. Apa adanya.
Selalu berlatih untuk tidak memakai topeng. Karena kalau pakai topeng terus kan capek ya.
Enakan begini, hidup apa adanya, jujur, tidak menipu diri sendiri dan orang lain.
Sudah ah, segini saja.
Silahkan tertawakan diri Saya jika mau tertawa
Saya rela, saya ikhlas, dan Saya terima.