Bisakah Kita Berhenti Mengeluh?

Anda pun tahu bahwa keluhan adalah sumber kesempitan rezeki. Mengeluh terhadap hal apa pun. Entah berkaitan dengan pekerjaan kita, rumah tangga, teman, bisnis, kondisi, cuaca, kejadian sehari-hari, dan sebagainya.

Sangat manusiawi manusia mengeluh. Karena itu adalah bagian dari diri kita. Salah satu ego state kita. Apakah kita bisa berhenti untuk mengeluh? Jujur, Saya sendiri tidak bisa.

Dan apakah Saya sendiri sudah banyak bersyukurnya ketimbang mengeluh? Sampai sekarang, Saya pun masih berusaha untuk hal itu.

Mengeluh memang mudah, tapi sekali lagi, hal itu pula yang memudahkan kesempitan rezeki. Karena manusia dalam penelitian, 70% lebih dominan pikiran atau perasaan negatifnya ketimbang positifnya.

Apalagi jika seringkali sibuk dan jarang sekali untuk mengistirahatkan pikiran.

Biasanya, jika Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan otomatis pikiran pun semakin aktif, dan keluhan lebih mudah datang. Itulah kenapa, saya pun perlu mengistirahatkan pikiran.

Caranya bagaimana? Banyak sekali.

Bisa mendengarkan musik, meditasi, berdzikir, sholat, dan sebagainya. Sebenarnya kita sebagai umat muslim, sudah ada media untuk mengistirahatkan pikiran, yaitu dengan sholat.

Tapi sayangnya, kita belum terlatih untuk mengistirahatkan pikiran dalam sholat. Justru, saat sholat malah pikiran berseliweran ke mana-mana. Belum bisa menikmatinya. Belum bisa meresapi maknanya.

Saya sendiri pun masih belum bisa. Jika bisa pun tidak sepenuhnya, mulai saat takbirotul ihrom hingga salam. Terkadang bisanya hanya  di saat ruku’ sujud, atau di antara 2 sujud saja.

Jika Anda sudah bisa menikmati sholat mulai dari awal hingga akhir, maka Anda sangat luar biasa. Meski demikian, Saya pun masih selalu tetap berlatih untuk menikmati sholat yang Saya kerjakan.

Dan ketika kita bisa menikmati sholat, maka rasa bersyukur kita pun tercipta. Di saat inilah, keluhan pun berkurang, bahkan tidak ada sama sekali.

Sebab, rasa tidak bisa diisi dengan 2 hal. Jika yang terisi adalah keluhan, jelas tak ada rasa syukur di situ. Sebaliknya, ketika yang terisi adalah rasa syukur, maka keluhan pun tak ada.

Nah, sekarang tinggal kita, mau mengistirahatkan pikiran sehingga yang muncul adalah rasa kebersyukuran, kedamaian, kebahagiaan, atau malah sebaliknya.

Share jika memang dirasa bermanfaat.